Zaman yang semakin maju mau tak mau menuntut kita untuk terus mengikuti perkembangannya agar tak dicap ndeso alias nggak update. Apalagi saat ini sudah merupakan era globalisasi, era dimana tidak ada lagi tapal batas antar belahan dunia semakin memungkinkan kita untuk menjelajahi dunia. Tentu, semua itu tidak lepas dari teknologi. Terutama teknologi komunikasi.
Teknologi informasi yang paling akrab bagi kita sekarang mungkin adalah internet. Kita dapat mengetahui segala hal melalui internet. Tapi tetap, harus melalui proses pemfilteran, karena tidak semua yang tercantum didalamnya baik untuk dikonsumsi.
Seperti juga masyarakat yang lain, kita sebagai warga MAN 3 Malang juga tak bisa lepas dari teknologi satu ini. Mulai dari pemasangan internet pada jaringan komputer di sekolah seperti laboratorium, perpustakaan, tata usaha, ruang guru yang semuanya dipusatkan di puskom sampai akhirnya muncul kebijakan untuk menjadikan lingkungan sekolah sebagai free hotspot area. Kebijakan ini mendapat sambutan yang sangat baik dari seluruh warga sekolah pada awalnya. Banyak keuntungan yang dapat diambil, seperti pemanfaatan internet sewaktu-waktu pada setiap jam pelajaran. Bagi warga asrama juga, mereka tidak perlu selalu keluar lingkungan sekolah untuk sekedar pergi ke warnet karena harus browsing tugas. Cukup menyalakan laptop, meng-on-kan wifi dan TRING, sudah terconnect!!
Namun, lama kelamaan, fasilitas ini mulai terlihat juga dampak negatifnya. Warga asrama sering sekali lembur sampai malam karena asyik nge-net. Kebanyakan mungkin untuk keperluan tugas sekolah namun tak jarang juga mereka menghabiskan malam untuk akses website-website yang tidak ada hubungannya dengan tugas sekolah. Tak hanya itu, website-website "aneh" yang kadang berbau pornografi seringkali diakses oleh banyak siswa. Padahal ini yang dapat merusak moral siswa.
Sekarang, sejak pihak puskom mulai memblokir situs-situs tersebut dan membatasi penggunaan hotspot hanya pada jam-jam sibuk sekolah saja, hotspot di sekolah mulai dimanfaatkan secara maksimal dan sesuai penggunaannya...
Senin, 29 Desember 2008
jadi baik atw jadi benar???
Sering dalam hidup ini kita dihadapkan pada sebuah persoalan yang menuntut untuk diselesaikan.
Penyelesaian yang kita lakukan juga pasti harus meminimalisir kerugian pada semua pihak terkait.
Dari situ kita kadang sulit berpikir untuk memecahkan masalah karena pada saat yang sama dihadapkan pada situasi sekeliling.
Yang sering kita-atau lebih tepatnya, saya- pikirkan adalah bagaimana masalah ini terselesaikan dengan benar atau dengan baik??
Seringkali keduanya ini, BENAR dan BAIK, masing-masing berdiri sendiri. Di dalam kehidupan ini, kita pun diberi banyak kesempatan untuk memilih menjadi yang BENAR atau menjadi yang BAIK.
Menjadi yang BENAR, memberikan makna PERLU DIANGGAP BENAR, atau dengan kata lain, PERLU MENGANGGAP ORANG LAIN SALAH. Hal ini bisa membuat orang lain bersikap defensif, dan membuat kita tertekan karena harus bertahan dengan pendapat kita. Tapi kebanyakan dari kita (kadang-kadang saya juga) senang membuang banyak waktu dan energi untuk berusaha membuktikan, bahwa diri kitalah yang benar, dan orang lain yang salah.
Secara sadar atau tidak sadar, kebanyakan orang terjebak dengan kepercayaan bahwa memang tugasnya lah untuk memperlihatkan kepada orang lain, bahwa pendapat, pernyataan, sudut pandang, atau pemikiran mereka itu salah. Dan ada anggapan bahwa orang yang kita koreksi itu akan menghargai kita atau setidaknya mereka bisa belajar sesuatu dari kita.
Tapi ingat, tidak semua orang suka dikoreksi, (bahkan hampir semuanya mungkin), jadi, kalau suatu saat, kita menemukan seseorang melakukan sebuah kesalahan, coba untuk sedikit menahan diri untuk mengungkapkannya, although we really know if we are right.
Menjadi BENAR memang baik pada saat-saat tertentu namun kita tetap harus bisa mengendalikan ego diri sendiri. Karnaaa, seperti yang tadi sudah saya sebut di atas, menjadi benar adalah membuat kita berpikir bahwa orang lain salah.
Sedangkan menjadi BAIK berarti memberi kesempatan istirahat bagi ego kita dan lebih memenangkan perasaan. Karna, saat kita berpikir untuk menjadi baik, kita pasti selalu mencoba untuk memikirkan perasaan orang lain dan jangan sampai orang itu tersinggung atau merasa tersakiti karna kita. Iya kan?!
Sebenarnya, menurut saya pribadi, yaah, dalam pikiran seorang remaja yang kadang masih suka sotoy alias sok tau, lebih enak untuk kita menjadi seseorang yang benar dan baik. Dalam menyelesaikan masalah juga demikian, akan lebih menyenangkan kalau kita menyelesaikan masalah kita dengan benar tanpa harus menjadi jahat dengan menyakiti orang lain atau bahkan diri sendiri dengan apa yang biasa disebut berkorban yang kadang sering pula disalah artikan dan dilakukan secara berlebihan alias lebai.
Sekarang, setiap orang punya kesempatan dan pilihan untuk menjadi baik ataupun menjadi benar.
B.E.N.A.R atau B.A.I.K??
be RIGHT or being GOOD??
bener atau baik??
hha..
found it by yourself!!!
Penyelesaian yang kita lakukan juga pasti harus meminimalisir kerugian pada semua pihak terkait.
Dari situ kita kadang sulit berpikir untuk memecahkan masalah karena pada saat yang sama dihadapkan pada situasi sekeliling.
Yang sering kita-atau lebih tepatnya, saya- pikirkan adalah bagaimana masalah ini terselesaikan dengan benar atau dengan baik??
Seringkali keduanya ini, BENAR dan BAIK, masing-masing berdiri sendiri. Di dalam kehidupan ini, kita pun diberi banyak kesempatan untuk memilih menjadi yang BENAR atau menjadi yang BAIK.
Menjadi yang BENAR, memberikan makna PERLU DIANGGAP BENAR, atau dengan kata lain, PERLU MENGANGGAP ORANG LAIN SALAH. Hal ini bisa membuat orang lain bersikap defensif, dan membuat kita tertekan karena harus bertahan dengan pendapat kita. Tapi kebanyakan dari kita (kadang-kadang saya juga) senang membuang banyak waktu dan energi untuk berusaha membuktikan, bahwa diri kitalah yang benar, dan orang lain yang salah.
Secara sadar atau tidak sadar, kebanyakan orang terjebak dengan kepercayaan bahwa memang tugasnya lah untuk memperlihatkan kepada orang lain, bahwa pendapat, pernyataan, sudut pandang, atau pemikiran mereka itu salah. Dan ada anggapan bahwa orang yang kita koreksi itu akan menghargai kita atau setidaknya mereka bisa belajar sesuatu dari kita.
Tapi ingat, tidak semua orang suka dikoreksi, (bahkan hampir semuanya mungkin), jadi, kalau suatu saat, kita menemukan seseorang melakukan sebuah kesalahan, coba untuk sedikit menahan diri untuk mengungkapkannya, although we really know if we are right.
Menjadi BENAR memang baik pada saat-saat tertentu namun kita tetap harus bisa mengendalikan ego diri sendiri. Karnaaa, seperti yang tadi sudah saya sebut di atas, menjadi benar adalah membuat kita berpikir bahwa orang lain salah.
Sedangkan menjadi BAIK berarti memberi kesempatan istirahat bagi ego kita dan lebih memenangkan perasaan. Karna, saat kita berpikir untuk menjadi baik, kita pasti selalu mencoba untuk memikirkan perasaan orang lain dan jangan sampai orang itu tersinggung atau merasa tersakiti karna kita. Iya kan?!
Sebenarnya, menurut saya pribadi, yaah, dalam pikiran seorang remaja yang kadang masih suka sotoy alias sok tau, lebih enak untuk kita menjadi seseorang yang benar dan baik. Dalam menyelesaikan masalah juga demikian, akan lebih menyenangkan kalau kita menyelesaikan masalah kita dengan benar tanpa harus menjadi jahat dengan menyakiti orang lain atau bahkan diri sendiri dengan apa yang biasa disebut berkorban yang kadang sering pula disalah artikan dan dilakukan secara berlebihan alias lebai.
Sekarang, setiap orang punya kesempatan dan pilihan untuk menjadi baik ataupun menjadi benar.
B.E.N.A.R atau B.A.I.K??
be RIGHT or being GOOD??
bener atau baik??
hha..
found it by yourself!!!
Selasa, 23 Desember 2008
metamorphosa
metamorfosa ...
.perubahan
..ulat
...kupu-kupu
yap, pasti itu yang pasti akan langsung terlintas di otak.
waktu SD semua pasti mendapatkan pelajaran tentang ini,
perubahan dari seekor ulat yang kemudian berubah menjadi kepompong selama beberapa saat dan akhirnya berubah menjadi seekor kupu-kupu.
filosofi yang umum kita dapat, biarpun saat ini kita adalah seekor ulat yang dibenci orang karena dianggap buruk rupa, jangan pernah berhenti berusaha dan berharap karna suatu saat nanti kita pasti akan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dan dikagumi semua orang.
namun yang terjadi tidak se-simple itu.
metamorfosa yang secara harfiah berarti perubahan tidak hanya mengubah bentuk kupu-kupu menjadi ulat, tapi juga perubahan gaya hidup.
.ulat melata, kupu-kupu terbang
..ulat makan daun, kupu-kupu menghisap madu
...ulat terlihat rakus dan menyeramkan, kupu-kupu terlihat anggun
see??
benar-benar terjadi perubahan total..
tapi semua perubahan yang ada merujuk pada satu, berubah menjadi lebih baik.
hidup kita juga harus terus seperti itu, terus berubah,
dari ulat menjadi kepompong menjadi kupu-kupu,
jadi tidak hanya diam dan menunggu rencana Allah manalagi yang akan kita jalani.
perubahan gaya hidup, cara pandang,
terhadap diri sendiri, baik vertikal maupun horizontal,
alam,
lingkungan,
semua!!
.perubahan
..ulat
...kupu-kupu
yap, pasti itu yang pasti akan langsung terlintas di otak.
waktu SD semua pasti mendapatkan pelajaran tentang ini,
perubahan dari seekor ulat yang kemudian berubah menjadi kepompong selama beberapa saat dan akhirnya berubah menjadi seekor kupu-kupu.
filosofi yang umum kita dapat, biarpun saat ini kita adalah seekor ulat yang dibenci orang karena dianggap buruk rupa, jangan pernah berhenti berusaha dan berharap karna suatu saat nanti kita pasti akan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dan dikagumi semua orang.
namun yang terjadi tidak se-simple itu.
metamorfosa yang secara harfiah berarti perubahan tidak hanya mengubah bentuk kupu-kupu menjadi ulat, tapi juga perubahan gaya hidup.
.ulat melata, kupu-kupu terbang
..ulat makan daun, kupu-kupu menghisap madu
...ulat terlihat rakus dan menyeramkan, kupu-kupu terlihat anggun
see??
benar-benar terjadi perubahan total..
tapi semua perubahan yang ada merujuk pada satu, berubah menjadi lebih baik.
hidup kita juga harus terus seperti itu, terus berubah,
dari ulat menjadi kepompong menjadi kupu-kupu,
jadi tidak hanya diam dan menunggu rencana Allah manalagi yang akan kita jalani.
perubahan gaya hidup, cara pandang,
terhadap diri sendiri, baik vertikal maupun horizontal,
alam,
lingkungan,
semua!!
Langganan:
Postingan (Atom)